Mahasiswa KKN UNS Gelar Sosialisasi Filtrasi Air “Galon-Batu” di SMA Unggulan RUSHD Sragen: Edukasi Praktis untuk Generasi Peduli Lingkungan
Sragen (30/11)- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rekognisi UNS di Kelurahan Masaran mengadakan kegiatan berupa edukasi untuk peserta didik kelas 10 dan 11 SMA Unggulan RUSHD. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dan pentingnya filtrasi sederhana sebagai solusi untuk mendapatkan air bersih. Selain itu, mahasiswa KKN juga memberikan panduan cara membuat alat filtrasi sederhana, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peserta didik akan pentingnya menjaga kualitas air demi kesehatan.
Kegiatan ini dimulai dengan mahasiswa KKN melakukan presentasi mengenai latar belakang dan konsep filtrasi. Peserta didik diajak untuk melakukan demontrasi filtrasi galon batu dengan alat dan bahan yang telah di siapkan sebelumnya oleh mahasiswa KKN UNS. Peserta didik dapat menyusun lapisan bahan penyaring sesuai dengan urutan yang telah dijelaskan. Tahapan ini meliputi peempatan kerikil besar dan kerikil kecil untuk menyaring partikel besar, arang digunakan sebagai penghilang bau dan senyawa, serta kapas dan tisu digunakan untuk menyaring partikel yang kecil.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta didik. Salah satu peserta didik, Arabel, menyampaikan kesannya, “Saya sangat senang bisa ikut dalam kegiatan ini. Saya jadi tahu bagaimana cara membuat alat sederhana untuk menyaring air, dan ternyata bahannya mudah didapat. Ini sangat bermanfaat, terutama kalau kita kesulitan mendapatkan air bersih.”
Pembimbing klup reangers SMA Unggulan RUSHD Sragen, Bapak Agung Prasetyo, mengapresiasi kegiatan ini. Beliau mengatakan, “Inisiatif dari mahasiswa KKN UNS sangat membantu siswa kami memahami pentingnya menjaga lingkungan, khususnya terkait air bersih. Harapannya, ilmu ini bisa diterapkan tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah masing-masing.”
Kegiatan sosialisasi ini berhasil memberikan wawasan baru bagi siswa SMA Unggulan RUSHD Sragen, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga lingkungan. Mahasiswa KKN UNS berharap program ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang lebih peduli terhadap keberlanjutan sumber daya air.
Sosialisasi CERDAS: Ciptakan Edukasi dan Raih Dukungan Akses Studi, Di Dusun Gunden, Desa Waru, Kecamatan Kebakkramat
Manfaat Sosial dan Ekonomi: Pendidikan sangat penting bagi pengembangan pribadi dan masyarakat. Pendidikan mendorong kemajuan, mendorong mobilitas sosial, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Pengembangan Profesional dan Moral: Pendidikan membantu dalam pembentukan profesional, spiritual, dan moral individu, mempersiapkan mereka untuk berbagai bidang kegiatan profesional.
Pemerataan dan Akses: Beasiswa adalah alat penting untuk memastikan bahwa siswa dari keluarga berpenghasilan rendah dapat mengakses pendidikan tinggi. Mereka membantu menjembatani kesenjangan antara berbagai kelompok sosial ekonomi, yang mendorong kesetaraan. Retensi dan Kinerja: Program beasiswa, seperti beasiswa gaji di Spanyol, telah terbukti meningkatkan retensi dan dedikasi mahasiswa terhadap studi, meskipun mereka juga dapat meningkatkan tekanan akademis.
Pekerjaan yang Berfokus pada Komunitas: Melibatkan komunitas dan memahami konteks sosial lokal sangat penting untuk keberhasilan implementasi program beasiswa. Menyesuaikan kebijakan untuk mengatasi tantangan regional tertentu dapat secara signifikan meningkatkan efektivitasnya.
Tekanan Akademis: Penerima beasiswa sering kali menghadapi tekanan akademis yang meningkat untuk mempertahankan kelayakan mereka, yang dapat berdampak negatif pada kinerja mereka dalam beberapa kasus. Kebijakan beasiswa yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang konteks sosial dan ekonomi dari populasi sasaran. Ini termasuk menangani berbagai isu seperti pemulihan pascakonflik dan bencana alam 1 8.
Kesimpulan Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan dan penerapan beasiswa alternatif sangat penting untuk meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan. Dengan memahami dan menangani berbagai kebutuhan dan tantangan khusus dari berbagai komunitas, para pembuat kebijakan dan pendidik dapat merancang program beasiswa yang efektif yang mendorong pembangunan sosial dan ekonomi. Dengan berfokus pada strategi dan pertimbangan ini, sosialisasi pendidikan dan beasiswa alternatif dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tujuan keseluruhan pemerataan pendidikan dan keadilan sosial.
Sosialisasi ini juga memotivasi tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam mendukung pendidikan. Salah satu hasil konkret adalah pembentukan kelompok belajar bersama yang dipimpin oleh pemuda setempat.
Simpulan
Program sosialisasi CERDAS di Dusun Gunden berhasil meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan dan peluang beasiswa. Peserta tidak hanya memahami manfaat pendidikan, tetapi juga termotivasi untuk mendukung anak-anak mereka mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya kegiatan edukasi seperti CERDAS untuk mendorong perubahan positif di masyarakat pedesaan
Mahasiswa UNS Gelar Program BATHI, Tingkatkan Literasi dan Numerasi Anak Desa Gunden
Karanganyar, (30 September 2024)
Sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Program Studi Pendidikan Fisika menggelar program KKN RANGER (Relawan Aktif Negeri) di Desa Gunden, Waru, Kebakkramat, Karanganyar. Tim KKN yang terdiri atas Putri Indah Mayangsari sebagai ketua pelaksana dan 2 anggota lainnya yaitu Friska Amelia Putri Agustina, dan Shela Dwi Septiani, telah merancang program BATHI (Baca, Tulis, Hitung) untuk yang berfokus pada kualitas pendidikan anak.
Program ini menargetkan anak-anak desa yang belum menguasai kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Melalui kerjasama dengan pihak desa dan bimbel BIVI, program BATHI ini dilaksanakan secara gratis dan terbuka untuk anak desa daerah tersebut. “Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak di desa, khususnya dalam hal literasi dan numerasi,” ujar Putri Indah Mayangsari selaku ketua pelaksana. “Kami berharap program ini dapat membantu para orang tua untuk meningkatkan minat belajar anak” lanjutnya.
Dalam pelaksanaannya, program BATHI membagi peserta menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat kemampuan mereka. Kelompok pertama terdiri atas anak yang tidak bisa membaca, menulis dan belum mengenal huruf. Kelompok kedua terdiri atas anak yang sudah mengenal huruf, bisa menulis namun belum lancar membaca. Sedangkan, kelompok ketiga terdiri atas anak yang mengalami kesulitan dalam berhitung.
Kelompok pertama yang belum mengenal huruf akan dikenalkan dengan huruf melalui video dan permainan edukatif. Kelompok kedua yang sudah mengenal huruf, namun belum lancar membaca, akan diberikan latihan membaca yang lebih intensif. Sementara itu, kelompok ketiga yang belum menguasai dasar-dasar berhitung akan diajarkan konsep bilangan, penjumlahan, pengurangan, dan perkalian.
“Kami sangat antusias dengan program ini. Anak-anak terlihat senang dan semangat mengikuti kegiatan belajar,” tambah Friska Amelia. “Semoga program ini dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan anak-anak di Desa Gunden” ujar Shela Dwi Septiani.
Di akhir pembelajaran, sebagai bentuk apresiasi terhadap minat belajar anak didesa tersebut, tim KKN RANGER menyiapkan ice breaking, dimana masing-masing akan diberikan hadiah. Game ini mengajak anak-anak menyebutkan ciri-ciri hewan disekitar mereka sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki dan di akhir sesi juga mereka diajak untuk sedikit mengulas materi konsep berhitung yang telah diajarkan. Melalui game ini, TIM KKN RANGER mengajarkan anak-anak untuk berani menyampaikan pendapat mereka dan mendengarkan instruksi dari guru yang mengajar dengan baik.
Program BATHI ini mendapatkan respon positif dan dukungan dari pihak desa, orang tua dan masyarakat setempat. Kepala Desa Gunden, (…), menyambut baik inisiatif mahasiswa UNS ini. “Kami berharap program seperti ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi anak-anak desa kami,” ujarnya.